Liputan6.com, Jakarta - Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di
akhir tahun ini akan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dan pasar terbesar
sesudah China. Dengan penghapusan aturan dan kebijakan bebas tarif, diyakini
akan mendorong lebih banyak produsen pindah ke kawasan ASEAN, sehingga
permintaan terhadap lahan industri bakal meningkat.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal FIABCI (Federasi Real Estate Dunia) Regional Asia Pacific, Rusmin Lawin dalam perbincangan dengan Liputan6.com, Senin (10/8/2015).
Menurut dia, jika ASEAN Economic Community berhasil diterapkan, produsen dipastikan dapat mengakses pasar ke lebih dari 600 juta orang di 10 negara ASEAN. Kondisi itu menjadikan ASEAN sebagai pasar terbesar di dunia setelah China.
“Dengan jumlah penduduk ASEAN sebesar itu, dan laporan mengenai pertumbuhan segmen menengahnya yang terus meningkat setiap tahun, saya yakin banyak produsen manufaktur tertarik berinvestasi di kawasan ini termasuk di industri real estat,” kata Rusmin.
Selain peningkatan permintaan lahan industri, contoh konkrit lain dari sentiment positif dibukanya koneksi investasi ASEAN itu adalah terjadinya pertumbuhan pasar ritel di Indonesia karena konsumen dengan pendapatan lebih tinggi menuntut gaya hidup yang lebih baik, sehingga banyak peritel asing memutuskan masuk ke Indonesia.
“Peluang cukup besar, sekarang tinggal apakah kita cukup cerdas menempatkan positioning dalam persaingan ASEAN itu terlebih di sektor industri manufaktur,” ungkap pengusaha properti yang juga menjabat Wakil Sekretaris Jenderal DPP Realestat Indonesia (REI) tersebut.
Pekan lalu, Rusmin ditunjuk menjadi salah satu pembicara di IRISE International Realty Investment Summit and Expo 2015 di SMX Convention di Metro Manila, Filipina, yang membahas mengenai peluang investasi properti pasca pemberlakuan MEA.
Menurut dia, Indonesia akan bersaing dengan Filipina, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar untuk menyerap mid-low tech industry yang bersifat padat karya, sedangkan industri hi-tech akan tetap diserap Singapura dan industri yang middle-tech akan diserap oleh Malaysia dan Thailand.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal FIABCI (Federasi Real Estate Dunia) Regional Asia Pacific, Rusmin Lawin dalam perbincangan dengan Liputan6.com, Senin (10/8/2015).
Menurut dia, jika ASEAN Economic Community berhasil diterapkan, produsen dipastikan dapat mengakses pasar ke lebih dari 600 juta orang di 10 negara ASEAN. Kondisi itu menjadikan ASEAN sebagai pasar terbesar di dunia setelah China.
“Dengan jumlah penduduk ASEAN sebesar itu, dan laporan mengenai pertumbuhan segmen menengahnya yang terus meningkat setiap tahun, saya yakin banyak produsen manufaktur tertarik berinvestasi di kawasan ini termasuk di industri real estat,” kata Rusmin.
Selain peningkatan permintaan lahan industri, contoh konkrit lain dari sentiment positif dibukanya koneksi investasi ASEAN itu adalah terjadinya pertumbuhan pasar ritel di Indonesia karena konsumen dengan pendapatan lebih tinggi menuntut gaya hidup yang lebih baik, sehingga banyak peritel asing memutuskan masuk ke Indonesia.
“Peluang cukup besar, sekarang tinggal apakah kita cukup cerdas menempatkan positioning dalam persaingan ASEAN itu terlebih di sektor industri manufaktur,” ungkap pengusaha properti yang juga menjabat Wakil Sekretaris Jenderal DPP Realestat Indonesia (REI) tersebut.
Pekan lalu, Rusmin ditunjuk menjadi salah satu pembicara di IRISE International Realty Investment Summit and Expo 2015 di SMX Convention di Metro Manila, Filipina, yang membahas mengenai peluang investasi properti pasca pemberlakuan MEA.
Menurut dia, Indonesia akan bersaing dengan Filipina, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar untuk menyerap mid-low tech industry yang bersifat padat karya, sedangkan industri hi-tech akan tetap diserap Singapura dan industri yang middle-tech akan diserap oleh Malaysia dan Thailand.
Sumber :
http://bisnis.liputan6.com/read/2290239/mea-bisa-dongkrak-permintaan-lahan-industri-di-indonesia
Analisis Artikel
Artikel diatas mempunyai topik " MEA (Masyarakat
Ekonomi Asean) " yang bersumber pada
http://bisnis.liputan6.com/read/2290239/mea-bisa-dongkrak-permintaan-lahan-industri-di-indonesia.
Artikel ini memiliki metode penalaran deduktif, hal ini
dapat dibuktikan dengan melihat dari paragraf pertama, yakni : Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di
akhir tahun ini akan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dan pasar terbesar
sesudah China. Dengan penghapusan aturan dan kebijakan bebas tarif, diyakini
akan mendorong lebih banyak produsen pindah ke kawasan ASEAN, sehingga
permintaan terhadap lahan industri bakal meningkat.Disusul oleh penjabaran
sebab-sebab yang ada di paragraf selanjutnya.
Artikel ini memiliki implikasi, dibuktikan dengan adanya
kalimat pada paragraf ketiga, yakni :
"Jika ASEAN Economic Community berhasil diterapkan,
produsen dipastikan dapat mengakses pasar ke lebih dari 600 juta orang di 10
negara ASEAN."
Mengandung arti bahwa, jika ASEAN Economic Community
berhasil diterapkan, maka produsen dipastikan dapat mengakses pasar ke lebih
dari 600 juta orang di 10 negara ASEAN.
Pada paragraf ketiga ini juga mengandung inferensi tidak
langsung, yakni kesimpulannya ditarik oleh dua premis. Dapat dibuktikan dengan
:
Premis 1 : ASEAN Economic Community berhasil
diterapkan.
Premis 2 : Produsen dipastikan dapat mengakses pasar
ke lebih dari 600 juta orang di 10 negara ASEAN.
Kesimpulan : Menjadikan ASEAN sebagai pasar terbesar di dunia setelah China.
Kesimpulan : Menjadikan ASEAN sebagai pasar terbesar di dunia setelah China.
0 komentar:
Posting Komentar