Film Top Secret : The Billionaire
Top Ittipat (Pengusaha Tao Kae Noi)
Produk : Tao Kae Noi
Ini bermula
ketika saya menonton film Top Secret :
The Billionaire , awalnya masih belum tahu jika salah satu film Thailand tersebut diambil dari kisah hidup salah satu pengusaha muda sukses yang tidak hanya mendulang
sukses di Thailand tapi juga di seluruh dunia. Seorang milliuner muda yang
memiliki semangat pantang menyerah dalam menghadapai berbagai macam
kegagalan hingga akhirnya sukses
mengembangkan usahanya yaitu Tao Kae Noi ( cemilan rumput laut) . Ini bisa
menjadi motivasi, bagi para remaja yang masih memiliki pemikiran bahwa
pengusaha hanya diperuntukkan bagi orang yang memiliki pendidikan yang tinggi.
Memang pendidikan itu membawa dampak secara langsung bagi perkembangan
otak dan perilaku namun jika kita hanya mengandalkan pendidikan
itu percuma saja, karena sesungguhnya kesuksesan hanya diperuntukkan bagi orang
yang memiliki semangat dan jiwa pekerja keras, karena kerja keras tidak akan
mengkhianati hasil.
Ini yang
menjadikan saya tergugah untuk memposting biografi billionaire muda tersebut.
Pria kelahiran 1984 di Thailand bernama lengkap Top Aitthipat Kulapongvanich
atau yang biasa dikenal Top Ittipat kini menjadi inspirasi banyak remaja
temasuk saya untuk semangat meraih kesuksesan di usia muda.
Seperti remaja
pada umumnya, ketika Top berusia 16 tahun pada tahun 2004 disaat masih SMA
dan membuatnya menelantarkan sekolahnya,
ia adalah seorang pecandu game online yang beruntung karena ia memiliki
penghasilan dari hobinya tersebut dengan menjual senjata dalam game kepada
sesama pemain lainnya yang pada waktu itu game tersebut digandrungi banyak
remaja seumurannya sehingga banyak remaja rela mengeluarkan uang demi membeli
senjata tersebut. Uang yang didapatkan begitu banyak, ia bahkan meraih
penghasilan mencapai 1 juta Baht. Alhasil, Top bisa membeli sebuah mobil dari
penghasilannya tersebut. Namun kedua orang tuanya tidak mempercayai bahwa mobil
tersebut hasil dari bermain game, bahkan ibunya menyuruhnya mengembalikan mobil
tersebut ke asalnya.
Efek terus
bermain game, ia jadi tidak mempedulikan urusan sekolahnya. Ia bahkan pernah
ditegur oleh kepala sekolah dengan memanggil kedua orangtuanya. Namun, Top yang
memiliki sifat keras kepala tetap ingin terus bermain game guna meraih
penghasilan.
Lama-kelamaan
game online yang Top gandrungi di blokir karena telah melakukan perdagangan
illegal. Top yang memiliki jiwa berbisnis berpikir ulang bagaimana caranya agar
ia tetap terus mempunyai penghasilan, akhirnya ia memulai usaha untuk berjualan
DVD Player dengan hasil sisa penghasilan game online. Disinilah kegagalan
pertama yang ia alami, yaitu DVD Player yang ia beli dari salah satu penjual
ternyata adalah barang bajakan. Ia meminta ganti rugi kepada penjual tersebut,
namun penjual tersebut malah menyalahnya dikarenakan saat Top membeli dulu
tidak diperiksa dahulu apakah barang yang dibelinya bajakan atau tidak,
dikarenakan bajakan, maka tidak ada garansinya.
Orangtuanya
terus menuntut agar ia kuliah. Akhirnya Top menuruti, ia ikut seleksi masuk di
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) namun tidak lulus sehingga ia mendaftar di
Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Awalnya ayahnya tidak setuju ia masuk PTS
dikarenakan biaya kuliah di PTS lebih mahal daripada PTN. Lama-kelamaan ayahnya
menyetujui untuk mebiayai kuliahnya, namun ia menolak pemberiannya. Ia membayar
uang kuliahnya dengan menjual kalung jimat milik ayahnya yang telah ia curi.
Namanya juga
Top, walaupun kini ia sudah kuliah, ia lebih banyak menghabiskan waktunya
diluar untuk mencari ide untuk berbisnis lagi. Suatu ketika, ia datang ke
sebuah acara yang menampilkan berbagai macam mesinyang dapat memproduksi
makanan dengan cepat. Ia tertarik dengan dengan mesin untuk memasak kacang.
Kemudian ia menyewa mesin olahan tersebut untuk dipakai berbisnis. Sebelum
memulai bisnis kacang, ia mensurvey terlebih dahulu bagaimana memilih kacang
yang baik, serta cara mengolahnya sehingga menghasilkan kacang yang enak dan
layak dijual.
Setelah
menemukan cara-cara tersebut, ia dibantu pamannya untuk membuka bisnis barunya
tersebut. Ia mencari lahan di mall untuk memasarkan olahannya. Pada awalnya
hanya sedikit pembelinya. Namun ia mencari tahu apa yang menyebabkan tokonya
hanya memiliki sedikit pembeli, ternyata lokasi tokonya tidak strategis yaitu
jarang pengunjung mall yang melewati area tokonya. Akhirnya ia minta pindah
lokasi ke lokasi yg strategis dari mall tersebut. Setelah tokonya pindah, omset
penjualan kacangnya naik dan ia membuka cabang baru di mall yang sama. Cobaan
berikutnya kembali menerpa usaha Top, pihak mall mencabut kontrak dengannya
karena mesin olahan kacangnya menimbulkan asap yang menyebabkan atap mall jadi
rusak dan kotor.
Saat ia
berusia 18 tahun, orangtua Top bangkrut dan memutuskan untuk pindah ke China.
Top bersikeras untuk tetap tinggal di Thailand bersama pamannya yang setia
menemaninya. Kemudian, ia harus menerima cobaan lagi bahwa rumah yang ia tinggali dalam proses penyitaan bank.
Top melihat
peluang bisnis ketika kekasihnya yaitu
Lin membawakannya oleh-oleh rumput laut dari Rayong. Top memutuskan untuk
berbisnis rumput laut. Awalnya ia membeli rumput laut mentah dengan banyak yang
kemudian ia goreng sendiri dengan dibantu pamannya. Rasa rumput laut yang ia
goreng pahit. Ia merasa kesulitan dengan ide barunya ini, ia berpikir cara
untuk mengolah rumput laut yang enak dan bagaimana caranya agar rumput laut
bisa awet lama.
Masalah
cara mengawetkan rumput laut berhasil ia pecahkan dengan bertanya kepada professor
fakultas ilmu dan teknologi pangan di kampusnya.Professor tersebut menyarankan
untuk membuat makanan tidak mudah basi dengan membuat vakum kemasan dan
mengganti dengan nitrogen. Namun, masalah cara menghasilkan rasa rumput laut
yang enak belum berhasil ia pecahkan. Top kemudian membeli banyak rumput laut,
kemudian pamannya mencoba menggorengnya lagi, sampai pada kardus terakhir
mereka belum menghasilkan rumput laut yang enak. Top tidak menyerah sampat situ
saja, ia kemudian membeli lagi rumput laut mentah. Sampai suatu ketika, ia tiba
dirumah didapatinya pamannya sudah jatuh dan terdapat darah di kepalanya.
Kemudian, ia membawa pamannya kerumah sakit.
Keesokan
harinya Top mencoba memasak rumput laut yang dibelinya.Namun rasa yang
dihasilkan tetap saja pahit. Ia tidak putus asa hingga sampai stock rumput
lautnya habis, ia merasa kesal. Kemudian ia melihat ada rumput laut tersisa
yang terkena hujan. Ia goreng rumput laut tersebut dan rasanya tidak pahit
lagi. Akhirnya, ia berhasil menemukan cara agar rumput laut yang dihasilkan
enak dan tidak pahit yaitu dengan cara diembunkan terlebih dahulu.
Dalam
tekanan yang begitu hebat, Top berusaha mencari tahu tentang berbagai strategi
penjualan. Ia bahkan rela belajar langsung dari pasar dengan bertanya kepada para
pedagang. Inspirasi datang ketika ia berbelanja di 7-Eleven. Ia menerapkan
metode yang pernah diajarkan ketika kursus bisnis yaitu metode ekspansi
penjualan ke berbagai Negara. Ia mencoba mendaftarkannya di 7-Eleven. Awalnya
ditolak, namun ia tidak menyerah begitu saja. Ia memperbaiki produknya dengan
kemasan yang lebih kecil, dan inovasi produknya. Ia kembali mempresentasikannya
dan diterima. Namun , ia harus memiliki pabrik untuk memproduksi dalam jumlah
besar. Untungnya juga ada kantor kecil milik keluarganya yang masih tersisa dan
akhirnya Top bangun menjadi sebuah pabrik. Peninjauan pabriknya masih belum
dinyatakan lolos sebab masih banyak kekurangan pabriknya. Ia kemudian
memperbaikinya dan diterimalah kerjasamanya.
2 Tahun
kemudian saat usianya menginjak 19 Tahun, Top berhasil membayar hutang orangtuannya
dan berhasil mengambil kembali rumah keluarganya yang sempat disita oleh bank.
Top Ittipat
di usianya yang ke 26 tahun, ia sudah memiliki 2500 karyawan dan mengirim ke
6000 cabang 7-Eleven dan supermarket di seluruh dunia. Top kini telah memiliki
lahan perkebunan rumput laut di Korea Selatan dan pendapatannya mencapai 1,5
Milliar Bath (450 Miliar Rupiah) pertahun. Top Ittipat kini telah berhasil
mencatatkan dirinya sebagai A Young Billionaire from Thailand.
Pesan motivasi yang diambil
dari kisah suksesnya adalah
0 komentar:
Posting Komentar