MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
Nama Kelompok :
Dellina Rizki Azhari (22213152)
Indri Yunia Sara (24213408)
Reynaldo Rizky Hamonangan (27213486)
Putri Intan Prafanda (27213011)
Octavia Berliana Dolok Saribu (26213752)
Tiara Eka Wahyu Pratiwi (28213890)
Kelas : 1EB23
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada dasarnya manusia dan tanggung
jawab itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Tanggung Jawab adalah
suatu kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya baik disengaja
maupun tidak disengaja. Tanggung Jawab juga berati berbuat sebagai wujudan atas
perbuatannya. Setiap manusia memiliki tanggung jawab masing-masing. Diantaranya
tanggung jawab seorang pelajar atau mahasiswa akan belajar, tanggung jawab
seorang dosen kepada mahasiswa atau mahasiswinya, tanggung jawab seorang
presiden kepada negara dan rakyatnya, tanggung jawab seorang ayah kepada istri
dan anak-anaknya, dan tanggung jawab manusia kepada Tuhan yang telah menciptakan
kita.
Selain tanggung jawab, dalam diri manusia juga
terdapat pengabdian. Pengabdian dapat diartikan sebagai pilihan hidup seseorang
apakah ingin mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada
bangsa dan negara dimana pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan
kewajiban untuk melakukannya yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari
apa yang diabdikannya. Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi untuk mengasuh
anak-anaknya berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga kepada
kedua orangtuanya, biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan Tuhannya
nantinya akan dibalas amalannya di surga, ataupun pengabdian seorang pegawai
negeri pada bangsa dan negaranya biasanya akan diberi semacam penghargaan/tanda
jasa dari negara yang bersangkutan.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah
pengertian dari Manusia itu ?
2.
Apakah
pengertian dari Tanggung Jawab itu ?
3.
Apakah
macam-macam dari Tanggung Jawab ?
4.
Apakah
pengertian dari Pengadian dan Pengorbanan ?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan dari pembahasan materi ini
adalah untuk mengetahui lebih jelas tentang tanggung jawab yang dialami oleh
manusia dan bentuk-bentuk dari tanggung jawab yang dialami manusia. Selain itu
juga untuk mengetahui pengaruh tanggung jawab terhadap manusia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MANUSIA
Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi
Allah SWT. Manusia memiliki keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk
lain. Manusia memiliki jiwa yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan
panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya
berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai
segi. Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk
lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Secara
biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia
yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
B. PENGERTIAN
TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia
adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab
menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul
jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung
akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan
kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung
jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual dan
makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang
besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam
konteks sosial, individual ataupun teologis.
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk
sosial.Ia tidak dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera
sendiri. Nilai-nilai yang diperankan seseorang dalam jaminan sosial harus
dipertanggungjawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus nilai yang telah
disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkaitan
dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk individual artinya manusia
harus bertanggung jawab terhadap dirinya (seimbangan jasmani dan rohani) dan
harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab
manusia terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia mentiliki
kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul
sebagai akibat keyakinannya terhadap suatu nilai.
Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap
Tuhannya, manusia sadar akan keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia
harus menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkan
dari perbuatan keji dan munkar.
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia
adalah keberanian.Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani
menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap
dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa
tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan berusaha melalui seluruh potensi
dirinya. Selain itu juga orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau
berkorban demi kepentingan orang lain.
Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban.
Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban
merupakan bandingan terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka
tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya.
Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1) Kewajiban Terbatas
Kewajiban
ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang. Contohnya undang-undang
larangan membunuh, mencuri yang disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
2) Kewajiban Tidak Terbatas
Kewajiban
ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung jawab
terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati,
seperti keadilan dan kebajikan.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh
kebahagiaan, karena orang tersebut dapat menunaikan kewajibannya.
Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau orang lain. Sebaliknya,
jika orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan karena ia
tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang berlaku. Problema utama
yang dirasakan pada zaman sekarang sehubungan dengan masalah tanggung jawab
adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap
pertanggungjawaban.
Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba untuk
berbuat adil. Tetapi ada kalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap
adil karena runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan runtuhnya keimanan
terhadap Tuhan. Orang yang demikian tentu akan mempertanggung jawabkan segala
sesuatunya kepada Tuhan. Karena hanya Tuhan lah yang bisa memberikan hukuman
atau cobaan kepada manusia agar manusia mau mempertanggung jawabkan atas segala
perbuatannya.
C. MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri
atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain
dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia
menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan.
Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau
hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini, dikenal jenis-jenis atau macam-macam
dari tanggung jawab.
1. Tanggung Jawab Manusia Terhadap Diri Sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral.
Akan tetapi manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia
mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun
bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan
orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah
agar manusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri
manusia perlu diberi Tanggung Jawab.
2. Tanggung Jawab Manusia Kepada Keluarga
Masyarakat kecil
ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga
orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggung Jawab Kepada Masyarakat
Satu
kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota
masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan
sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah
laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Secara
kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain.
Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun
tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk
memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan
kerjasama dengan orang lain.
Kekuatan
pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun
kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan manusia bekerjasama
dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan
kebudayaan yang dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Yang
menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai manusia yang
hidup pada zaman sekarang dan akan datang.
Dalam
semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang
lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau
kerjasama dengan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala
yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat
bantuan atau kerjasama dengan orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian
melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan
apa yang terbaik bagi orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung
Jawab manusia yang utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat.
4. Tanggung Jawab Kepada Bangsa / Negara
Satu
kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga negara suatu
negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat
olah norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak
dapat berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus
bertanggung jawab kepada negara.
5. Tanggung Jawab Kepada Tuhan
Manusia ada
tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai
ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana
pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam
sekitarnya.
Dalam
mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya
manusia membuat banyak kesalahan baik yang disengaja maupun tidak. Sebagai
hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang salah
itu atau dengan istilah agama atas segala dosanya.
Dalam
kehidupan sehari-hari manusia beribadah sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila
tidak beribadah, maka manusia itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya
itu diakhirat kelak.
Manusia
hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja
keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri,
penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia
menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan
kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya
(ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.
D.
PENGERTIAN PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan
pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk
kepentingan manusia itu sendiri.
A.
PENGABDIAN
Pengabdian adalah perbuatan baik yang
berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara
lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua
dilakukan dengan ikhlas.
Timbulnya
pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila kita bekerja
keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah
tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita
pada keluarga. Lain halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada
kessulitan, mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas,
itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Macam-macam pengabdian :
1) Pengabdian kepada keluarga
Pada
hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan cinta
dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan
pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang
tidak disertai pengabdian. Berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian
kepada keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri
kepada suami dan anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.
2) Pengabdian kepada masyarakat
Manusia
adalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang Lain, karena
tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di
masyarakat tidak mau memesyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri, maka
apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh
masyarakat, cepat atau lambat ia akan menyadai dan menyerah kepada masyarakat
lingkungannya.
Oleh
karena itu, demi masyarakat, anggota mayarakat harus mau mengabdikan diri
kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat.
Oleh karena nama baik tempat ia tinggal, membawa nama baiknya pula. Bila remaja
masyarakat kampungnya terkenal dengan “remaja berandal” suka berkelahi,
mengganggu orang, atau merampas hak orang lain, maka bagaimanapun juga ia akan
merasa malu.
3) Pengabdian kepada Negara
Manusia
pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara.
Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini
biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa
pengabdian.
4) Pengabdian kepada Tuhan
Manusia
tidak ada sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan
Tuhan, manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada
Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu juga manusia harus menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
B.
PENGORBANAN
Pengorbanan berasal dari kata korban
atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian
untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian
itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.
Pengorbanan dalam arti pemberian
sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca tau
mendengarkan ceramah di masjid. Dari kisah para tokoh atau nabi, manusia
memperoleh tauladan yang baik, sebagaimana mestinya wajib berkorban bagi orang
yang mampu atau orang memiliki harta yang lebih.
Wajib korban ini telah dikisah pada
jaman Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengorbankan putra
tunggalnya yang bernama Ismail. Walaupun Nabi Ibrahim sangat sayang pada
putranya tersebut, akan tetapi perintah Allah SWT untuk mengorbankan putranya
tetap dipatuhi dan dilaksanakan. Allah SWT menguji kesetiaan dan besarnya
pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim sampai hati melihat pisaunya menancap
dan dipotongkan keleher putranya yaitu Ismail, tetapi ia sudah bertekad setia
menjalankan perintah Allah SWT. Kemudian terbukti, bahwa putranya yang mau
dikorbankan kepada Allah SWT sudah berganti biri-biri.
Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi
Ibrahim kepada Allah SWT lebih tinggi kadarnya daripada pengorbanan Nabi
Ibrahim sekarang yang ditiru oleh umat islam yang menjalankan ibadah haji di
Tanah Suci maupun umat islam di wilayah lain dengan mengorbankan ternak seperti
kambing dan sapi untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban atau
pada hari raya Idul Adha.
Perbedaan antara pengabdian dan
pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan.
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta
benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan
diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada
transaksi, kapan saja diperlukan dan dilakukan.
Pengabdian lebih banyak menunjuk
kepada perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian
sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. Dalam
pengabdian selalu dituntut pengorbanan, akan tetapi pengorbanan belum tentu
menuntut pengabdian.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan manusia
adalah suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani
menanggung resiko atas segala hal yang telah dilakukan atau diperbuat menjadi
tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain,
adil, bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang
bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi
dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk
kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan,
sebab ia dapat menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat
dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang lain/banyak. Sebaliknya orang
yang tidak bertanggung jawab akan menghadapai kesulitan, sebab ia tidak
melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan,
norma serta nilai-nilai yang berlaku. Selain itu wujud dari tanggung jawab juga
berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu
perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono,
Drs., dkk., ILMU BUDAYA DASAR: Untuk Pegangan Mahasiswa, PT. Bina Ilmu,
Surabaya, 1991.
Suyadi
M.P. Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U.T.
1984-1985.
Widyo
Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta :
Universitas Gunadarma
0 komentar:
Posting Komentar