Sabtu, 03 Mei 2014

2.4. PNB



Pengertian PNB

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB adalah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut. GNP riil perkapita diperoleh dengan membagi GNP riil dengan jumlah penduduk. GNP riil perkapita mengukur jumlah rata-rata keseluruhan output yang diperoleh oleh setiap penduduk. Dengan demikian kenaikan GNP riil perkapita berarti kenaikan standar hidup masyarakat (standar hidup lebih tinggi).
Tolak ukur yang biasa dipakai untuk mengukur keberhasilan perekonomian suatu negara diantaranya adalah pendapatan nasional, produk nasional, tingkat kesempatan kerja, tingkat harga dan posisi neraca pembayaran luar negeri. Pendapatan Nasional (National Income) adalah merupakan salah satu tolok ukur yang sangat penting dalam menganalisis dan mengatasi masalah-masalah ekonomi makro yang dihadapi masyarakat sesuatu negara.

 Sifat-sifat PNB

1.      PNB adalah ukuran moneter
PNB tidak memperhitungkan perubahan yang terjadi pada nilai uang karena terjadinya perubahan harga-harga umum. Oleh sebab itu PNB pada tahun tertentu tidak dapat dibandingkan dengan PNB pada tahun lain, karena perubahan yang terjadi disamping menyangkut perubahan jumlah output juga harganya sehingga nilai uang yang digunakan tidak sama besarnya.

2.      PNB hanya memperhitungkan barang-barang dan jasa akhir saja
Barang dan jasa akhir adalah barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen dan langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Artinya barang dan jasa itu tidak lagi beredar dipasar untuk diperjual belikan. Barang yang dibeli oleh rumah tangga inividu maupun rumah tangga perusahaan tetapi tidak langsung digunakan sendiri.  Untuk menghindari sesuatu produk dihitung lebih dari satu kali (double counting), dalam perhitungan PNB dipakai cara perhitungan lain yang dikenal dengan nama Cara Nilai Tambah.

Nilai tambah adalah nilai yang ditambahkan pada PNB oleh rumah tangga perusahaan dan terdiri dari penerimaan rumah tangga perusahaan itu dari penjualan barang dan jasanya dikurangi dengan pengeluaran rumah tangga perusahaan tersebut untuk membeli barang dan jasa perusahaan lain (barang antra). Dengan demikian jelaslah bahwa PNB dapat juga dinyatakan sebagai keseluruhan nilai tambah rumah tangga perusahaan yang beroperasi dalam masyarakat selama kurun waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.

Produk Nasional Bruto (GNP) Nominal dan Riil

Bagi ahli makro ekonomi data terpenting ialah perhitungan produk nasional bruto (GNP-Gross National Product) yang menghubungkan pengeluaran egregat dengan produksi dan pendapatan dalam wujud yang cocok bagi analisis makro ekonomi. GNP di atas 3 trilyun dicapai pertama kali tahun 1982, mencapai nilai 3.059,3 milyar dolar. GNP dirumuskan sebagai nilai pasar dari keluaran barang-barang jadi dan jasa-jasa. Jadi yang dihasilkan suatu Negara selama suatu periode yang dihitung secara arbiter. Meskipun periode waktu yang biasa digunakan untuk menghitung GNP adalah tahun kalender, perkiraan GNP juga disiapkan oleh Departemen Perdagangan atas dasar kuartalan.
Bila kita amati definisi GNP lebih dekat, akan ditemukan sejumlah istilah pertama, yaitu nilai pasar (market value) yang menyatakan bahwa agregasi dari berbagai barang dan jasa ke dalam suatu totalitas diperoleh dengan menilai setiap barang dan jasa pada nilai pasarnya, kemudian uang ini dijumlahkan. Kedua, megukur nilai produksi baru yaitu keluasan yang dihasilkan selama periode perhitungan. Ketiga, GNP hanya mencakup barang-barang jadi dan jasa-jasa.
Pada tahun 1982 GNP meningkat menjadi 121,6 milyar dollar melebihi nilai 1981 yang bernilai 2.937,7 milyar dollar, sementara perekonomian berada dalam proses mencebur ke dalam depresi yang paling dalam sejak 1930. Namaun GNP tidak menggambarkan hal ini karena inflasi yang berkesinambungan, harga-harga meningkat sekalipun kuantitas menurun. Untuk mengendalikan dampak inflasi diperlukan tolak ukur lain terhadaap kegaiatan ekonomi agregat. Tolak ukur GNP riil, dengan menilai keluaran harga-harga tahun dasar yang dipilih secara arbiter. Hasilnya adalah ukuran tentang produksi agregat yang megneliminasi dampak inflasi dan menunjukkan apa yang terjadi dengan kegiatan perekonomian terlepas dari gerak harga-harga. GNP riil 1982, yang dinilai atas harga 1972, turun dari nilai tahun 1981 yaitu dari 1.502,6 milyar dollar menjadi 1.476,9 milyar dollar sehinnga mencatat penurunan tajam ke dalam resesi. Persaentase penciutan sebesar 1,7 persen yang dinyatakan sebagai tingkat pertumbuhan “riil”.
Bila GNP dinilai pada harga yang berlaku disebut GNP nominal sedangkan GNP yang dinilai atas dasar harga-harga suatu tahun dasar disebut GNP riil. Pembagi GNP nominal dengan GNP riil disebut implicit price deflator. Implicit price deflator adalah suatu ukuran menyeluruh dan penting mengenai inflasi yang jumlahnya sama dengan timbangan rata-rata dari semua harga yang baru dihasilkan dalam perekonomian.

PERHITUNGAN GNP

Jika pendapatan faktor-faktor produksi luar negeri yang ada dalam perekonomian dinotasikan sebagai PFLN sedangkan pendapatan factor-faktor produksi perekonomian yang ada di dalam negeri dinotasikan sebagai PFDN, maka:
PNB = PDB – PFLN + PFDN
Dimana :
PDB    : Produk Domestik Bruto
PFLN : Pendapatan Faktor Luar Negeri
PFDN             : Pendapatan Faktor Dalam Negeri
Selisih antara PFLN dengan PFDN adalah pendapatan factor produksi netto (PFPN) atau net factor income from abroad.
Dengan demikian dapat dikatakan:
PNB = PDB + PFPN
Jika PFPN bernilai negative, maka pembayaran terhadap pendapatan faktor-faktor produksi luar negeri lebih besar daripada penerimaan atas balas jasa faktor produksi dosmestik yang digunakan oleh perekonomian luar negeri. Angka ini mengindikasikan bahwa nilai impor faktor produksi lebih besar daripada nilai ekspor faktor produksi. Umumnya PFPN Negara-negara berkembang seperti Indonesia bernilai negative, artinya nilai impor faktor produksi lebih besar daripada nilai ekspor faktor produksi karena di negara berkembang nilai PNB nya lebih kecil daripada nilai PDB nya.

KEKURANGAN GNP 

Berikut ini beberapa kekurangan GNP sebagai tolak ukur kesejahteraan:
·         Ada sejumlah besar kegiatan yang sebenarnya termasuk produktif tetapi tidak ikut diperhitungkan.
Contoh: pekerjaan para ibu di rumah yang jelas merupakan kegiatan produktif tetapi tidak ikut dihitung dalam GNP.
·         GNP adalah alat ukur yang bersifat kuantitatif yang tidak mencerminkan perbaikan dalam kualitas hidup.
Contoh: bila kemajuan teknik produksi menyebakan suatu barang dapat dihasilkan dengan harga yang lebih murah, namun angka GNP menjadi merosot.
·         GNP hanya mengukur volume produksi tetapi tidak mengatakan apa-apa tentang bagaimana pembagian hasil di antara para warga masyarakat dan tidak menunjukkan apa-apa tentang komposisi hasil produksi.
Contoh: produksi barang-barang mewah yang mahal sangat menaikkan angka GNP, sedangkan rakyat banyak pula yang kekurangan atas barang-barang kebutuhan hidup pokok seperti beras, gula, dan obat-obatan yang harus di impor.
·         Kenaikan dalam GNP ada beberapa efek samping seperti pencemaran udara atau lingkungan, kebisingan, penggundulan hutan, dan erosi yang tidak dikurangkan dari nilai GNP sebagai biaya.
Contoh: penebangan hutan menyebabkan erosi dan banjir, bila pemerintah mengeluarkan uang banyak untuk menanggulangi banjir. Biaya tersebut dihitung dalam GNP tetapi penggundulan tidak dikurangkan.


Daftar Pustaka




Gilarso T. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Rahardja, Prathama dan Manurung, Mandala. 2008. Teori Ekonomi: Makro Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
 
Tiara Eka Wahyu Pratiwi
28213890
1EB23 

0 komentar:

Posting Komentar

 

TIARA'S ZONEEEEE!!!!!! Template by Ipietoon Cute Blog Design